Desain Clean Room : Panduan Lengkap Layout, Zonasi, dan Airflow Sesuai Standar ISO

pentingnya desain lay out dalam pembuatan clean room

Mengapa Desain Clean Room Sangat Penting?

Desain clean room bukan sekadar menata ruangan agar tampak rapi — tetapi memastikan setiap elemen ruang bekerja untuk mengendalikan kontaminasi.
Kesalahan kecil dalam desain dapat menyebabkan:

  • Aliran udara tidak efisien
  • Zona bersih terkontaminasi silang
  • Kesulitan maintenance dan validasi

Dalam industri seperti farmasi, elektronik, makanan, dan rumah sakit, desain clean room harus memenuhi standar internasional seperti ISO 14644 dan GMP (Good Manufacturing Practice).

👉 Jika Anda baru memulai proyek pembangunan ruang bersih, baca juga artikel utama kami: [Jasa Pembuatan Clean Room Profesional – Desain, Instalasi, dan Sertifikasi Lengkap].

Prinsip Dasar Desain Clean Room

Sebuah clean room yang baik harus memenuhi tiga prinsip utama:

1. Kontrol Partikel dan Tekanan Udara

Clean room berfungsi untuk mengendalikan jumlah partikel di udara. Sistem HVAC dan filter HEPA/ULPA berperan besar menjaga udara tetap bersih dan bertekanan sesuai kebutuhan (positif atau negatif).

  • Tekanan positif: digunakan untuk mencegah udara kotor masuk (umum di industri farmasi dan elektronik).
  • Tekanan negatif: digunakan di ruang isolasi atau laboratorium berisiko tinggi (seperti biohazard).

2. Zonasi Berdasarkan Tingkat Kebersihan

Desain harus membagi area menjadi beberapa zona, misalnya:

  • Zona Kotor (Unclassified Area): area luar yang belum dikontrol kebersihannya.
  • Zona Semi-Bersih (Gray Area): area transisi atau ruang ganti personel.
  • Zona Bersih (Clean Area): area produksi utama dengan kontrol udara ketat.

Setiap zona memiliki standar kebersihan berbeda, dan akses antar-zona harus dikontrol menggunakan airlock atau pass box.

3. Airflow dan Sirkulasi Udara

Aliran udara (airflow) harus dirancang agar partikel selalu bergerak menjauh dari area kritis.
Dua tipe airflow umum:

  • Laminar Flow: udara mengalir satu arah secara vertikal/horizontal, cocok untuk area steril (ISO 5–6).
  • Turbulent Flow: udara menyebar acak, digunakan di area dengan kebutuhan kebersihan lebih rendah (ISO 7–8).

Komponen Utama dalam Desain Clean Room

Untuk menghasilkan desain yang efisien, ada beberapa komponen penting yang harus diperhatikan:

1. Sistem HVAC (Heating, Ventilation, and Air Conditioning)

HVAC adalah jantung dari clean room. Sistem ini mengatur:

  • Suhu dan kelembapan
  • Tekanan udara antar-zona
  • Pergantian udara per jam (Air Changes per Hour/ACH)

Jumlah pergantian udara bergantung pada kelas ISO.
Misalnya:

  • ISO 8: 10–20 pergantian/jam
  • ISO 6: 60–90 pergantian/jam

👉 Baca lebih lanjut: [Sistem HVAC Clean Room: Fungsi dan Komponen Penting]

2. Material Dinding, Lantai, dan Plafon

Gunakan material non-porous, mudah dibersihkan, dan tidak menumpuk debu, seperti:

  • Panel sandwich (EPS, PU, atau rockwool)
  • Lantai vinyl antistatik atau epoxy seamless
  • Ceiling panel kedap udara

👉 Panduan lengkap: [Material dan Komponen Clean Room yang Wajib Digunakan]

3. Sistem Pencahayaan dan Elektrikal

Gunakan pencahayaan LED tertutup (flush-mounted) agar tidak menimbulkan retakan atau celah yang bisa menampung debu.
Posisikan saklar dan outlet listrik di area mudah diakses, tetapi tetap tertutup rapat.

4. Pintu dan Jendela

Gunakan pintu otomatis dengan sistem interlock, agar hanya satu pintu terbuka dalam satu waktu.
Jendela sebaiknya menggunakan kaca double glazing untuk menjaga isolasi termal dan visual.

Langkah-langkah Mendesain Clean Room yang Efisien

Berikut tahapan ideal dalam membuat desain clean room sesuai standar ISO:

1. Analisis Kebutuhan dan Aktivitas

Tentukan fungsi utama clean room: apakah untuk produksi, pengujian, atau penelitian. Dari sini, Anda dapat menentukan kelas ISO yang sesuai (misalnya ISO 7 untuk farmasi, ISO 8 untuk elektronik).

2. Buat Layout dan Zonasi Awal

Desain tata letak ruangan harus mengalir dari area kotor ke area bersih.
Tambahkan ruang transisi seperti:

  • Airlock Personel (ganti pakaian & cuci tangan)
  • Pass Box (transfer material antar-zona)

3. Desain Jalur Airflow

Gunakan prinsip downflow (udara bersih turun dari atas dan disedot di bawah) untuk area kritis.
Simulasikan arah airflow agar tidak ada area stagnan (dead zone).

4. Integrasi Sistem HVAC dan Filtrasi

Pastikan HVAC mampu mendistribusikan udara sesuai kebutuhan masing-masing zona. Gunakan HEPA filter minimal efisiensi 99.97% untuk partikel ≥0.3 µm.

5. Validasi Desain

Sebelum pembangunan, lakukan validasi desain dengan uji simulasi tekanan udara, suhu, dan arah aliran udara.
👉 Lihat juga: [Maintenance dan Validasi Clean Room: Panduan Lengkap]

Standar ISO dan Parameter Desain Clean Room

Berikut parameter penting berdasarkan ISO 14644-1 yang harus diperhatikan dalam desain:

Kelas ISO Maks. Partikel ≥0.5µm per m³ Air Changes/Jam Tekanan Udara
ISO 5 3.520 240–360 Positif
ISO 6 35.200 90–180 Positif
ISO 7 352.000 60–90 Positif
ISO 8 3.520.000 10–20 Positif

Kelas yang lebih tinggi (ISO 5–6) digunakan untuk industri farmasi steril, sedangkan ISO 7–8 umumnya digunakan untuk elektronik dan makanan.

Kesalahan Umum dalam Desain Clean Room

Beberapa kesalahan yang sering terjadi dan sebaiknya dihindari:

  1. Tidak memperhitungkan arah airflow dan tekanan antar-zona.
  2. Terlalu banyak pintu tanpa sistem interlock.
  3. Menggunakan material yang sulit dibersihkan atau mudah retak.
  4. Tidak menyediakan ruang transisi antara area bersih dan kotor.
  5. Kurang memperhatikan sistem HVAC dan maintenance access.

Menghindari kesalahan di atas akan membuat ruang bersih lebih efisien, hemat energi, dan mudah divalidasi.

Integrasi Desain Clean Room dengan Proses Produksi

Desain clean room yang baik tidak hanya memenuhi standar kebersihan, tetapi juga mendukung alur produksi. Pastikan layout mendukung:

  • Aliran material satu arah (one-way flow)
  • Minim kontak silang antara personel & produk
  • Area maintenance terpisah dari area utama

Dengan demikian, risiko kontaminasi dapat diminimalkan tanpa mengganggu produktivitas.

Kesimpulan

Desain clean room merupakan fondasi utama dari sistem ruang bersih yang efisien dan sesuai standar.
Dengan memperhatikan zonasi, airflow, sistem HVAC, dan pemilihan material, Anda dapat memastikan clean room berfungsi optimal dan memenuhi standar ISO 14644 serta regulasi industri lainnya.

Untuk hasil maksimal, selalu konsultasikan desain Anda dengan penyedia jasa pembuatan clean room profesional yang berpengalaman. Klik Jasa Pembuatan Clean Room Profesional.

PT. Rajasa Wirastika Sejahtera hadir sebagai mitra terpercaya untuk membantu Anda membangun clean room yang efisien, tersertifikasi, dan siap mendukung operasional industri modern.

Dari tahap desain, instalasi, hingga validasi — semua proses dilakukan secara profesional dan sesuai regulasi internasional.

💬 Ingin Konsultasi?

Hubungi tim PT. Rajasa Wirastika Sejahtera untuk konsultasi gratis mengenai desain dan pembuatan clean room sesuai kebutuhan industri Anda. Kunjungi situs resmi atau kirim pesan melalui halaman kontak untuk mendapatkan penawaran proyek terbaik.

👉 Kontak Kami: Putri
📞 Telepon: 081284381967
📧 Email: info@rajasafilter.com
🌐 Website: www.rajasafilter.com

🔗 Artikel Terkait: